Semakin tua umumnya kemampuan otak untuk berpikir dan mengingat akan mengalami penurunan. Tak perlu sulit, sebuah studi menemukan ada cara mudah untuk membantu otak tetap sehat, salah satunya dengan membaca buku.
Para ilmuwan mengungkapkan kegiatan ringan seperti membaca buku atau mengerjakan teka-teki silang dapat menjaga kemampuan otak untuk berpikir dan memperlambat penurunan kemampuan kognitifnya. Ini berlaku pada usia berapapun, seperti dilansir Daily Mail, Senin (8/7/2013).
Hasil temuan ini merupakan bukti terbaru bahwa orang yang rutin melatih sel abu-abu (grey cells) mereka, maka akan terjaga dan terlindungi dari penurunan kemampuan mental.
"Studi kami menunjukkan bahwa melatih otak Anda selama seumur hidup, dimulai dari masa kanak-kanak sampai dewasa, akan sangat membantu menjaga kesehatan otak saat sudah mencapai usia lanjut," ungkap Dr Robert Wilson, ilmuwan dari Rush University Medical Centre, Chicago.
Para dokter juga berpendapat bahwa menjaga otak tetap aktif, terutama secara rutin dalam beberapa tahun, dapat menjadi perlindungan terbaik terhadap perkembangan Alzheimer dan demensia.
Di Inggris, sekitar 820.000 orang mengidap demensia dan sebagian besar mengidap Alzheimer. Penelitian sebelumnya telah mengungkapkan bahwa olahraga teratur dapat mengurangi risiko demensia, sedangkan penelitian lain menyarankan untuk menjaga otak tetap aktif dengan mengerjakan teka-teki silang, bermain kartu, atau permainan di komputer.
Kini, penelitian dilakukan dengan melibatkan 294 orang responden berusia di atas 55 tahun. Mereka diberi tes kognitif setiap 6 tahun sampai mereka meninggal. Rata-rata hingga berusia 89 tahun. Mereka juga menjawab kuesioner tentang apakah mereka membaca buku, menulis, atau berpartisipasi dalam kegiatan lain yang terkait dengan rangsangan memori pada masa kanak-kanak, remaja, usia pertengahan, dan usia saat ini.
Setelah responden meninggal dunia, tim dokter memeriksa otak mereka untuk menemukan bukti apakah ditemukan tanda-tanda fisik dari demensia, seperti lesi.
Hasilnya, mereka yang sepanjang hidupnya melakukan kegiatan yang merangsang aktivitas otak, mengalami penurunan memori yang lebih lambat dibandingkan dengan mereka yang tidak melakukan kegiatan serupa. Mereka yang aktif berpartisipasi dalam berbagai kegiatan juga mengalami penurunan kognitif 15 persen lebih lambat dibandingkan mereka yang tidak.
"Berdasarkan hasil ini, kita tidak boleh meremehkan efek dari kegiatan sehari-hari, seperti membaca dan menulis, pada anak-anak kita, diri kita sendiri, orang tua, atau kakek-nenek kita," ungkap Dr Wilson.
"Semakin banyak bukti yang menunjukkan bahwa aktivitas mental dapat membantu melindungi otak terhadap penurunan kognitif, meskipun belum ditemukan penyebabnya," tutur Dr Simon Ridley, kepala penelitian di Alzheimer Research UK.
Meskipun demikian, Dr James Pickett, kepala penelitian di Alzheimer’s Society mengungkapkan bahwa penlitian lebih lanjut akan dilakukan untuk menemukan kembali bagaimana cara mencegah demensia jika memungkinkan.